Peran prajurit TNI tak cuma menjaga pertahanan dan keamanan. Dalam program TNI manunggal membangun desa, mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat.
TNI membantu masyarakat membangun jembatan, tempat ibadah, sekolah, hingga fasilitas desa. Tak jarang di daerah terpencil mereka juga menjadi guru-guru di sekolah. Maklum, tenaga pengajar di pedalaman sangat kurang.
Di masjid dan mushola anggota TNI juga mengajar anak-anak mengaji. Jauh dari keramaian mereka membimbing anak-anak membaca Alquran dan memahami Agama Islam.
Seperti yang dilakukan Pratu Yasir Arafat dan kawan-kawannya dari Yonif 114/Satria Musara. Setiap malam dia mengajar mengaji dan ilmu agama kepada anak-anak Desa Badak Kecamatan Dabun Gelang, Aceh.
belasan anak-anak dengan tekun menirukan bacaan. Sesekali terhenti seraya mengeja huruf dibimbing Pratu Yasir Arafat. Karena sudah akrab, mereka tak memanggil 'Pak' tetapi 'Cik' atau 'Pakcik'. Dalam bahasa setempat, Cik artinya Paman.
"Cik, ini seperti apa bunyinya", terdengar salah satu anak-anak bertanya. Pakcik Yasir pun dengan sabar menjelaskan.
Ada beberapa anak Desa Badak yang tergabung dalam kelompok belajar mengaji. Di antaranya Suci Mulya (5 th), Miska Jaya (8 th) dan Revi Asmika (10 th).
Kegiatan belajar mengaji di Desa Badak berlangsung sejak awal bulan Juli dimana TMMD digelar. Orang tua anak mengaku senang anaknya dapat bimbingan mengaji setiap usai Salat Magrib.
Di akhir pengajian, anak-anak diajarkan menghafalkan surat pendek dan ditutup dengan pembacaan doa.
"Saya bangga dengan TNI, pagi hingga malam tak kenal lelah, anak kamipun akrab dengan TNI," kata Ali Umar (33), salah seorang warga, Senin (17/7).
Mengajar mengaji bukan hal baru untuk Pratu Yasir. Hampir setiap malam di asrama Batalyon pun dia membimbing putra-putri prajurit belajar agama.
"Penanaman ilmu agama adalah bekal hidup dunia dan akhirat," kata Yasir.
Tak cuma di Aceh, para prajurit TNI juga mengajar Agama Islam di pedalaman Papua. Pratu Arif dan Pratu Suprat dari Yonif 400 Raider dengan ikhlas mengajarkan anak-anak kecil membaca iqro dan Alquran di mushola Pos Wembi, Keerom.
Para orang tua antusias melihat kegiatan tersebut. Mereka kemudian membantu memperbaiki mushola tersebut sehingga lebih layak digunakan. Tentu hal ini membuat kedua prajurit itu gembira.
"Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW bahwa sampaikanlah walau satu ayat itu menjadi penyemangat bagi kami untuk selalu ber amar maruf nahi mungkar. Agar hidup ini InsyaAllah menjadi bermanfaat bagi orang lain," ujar Pratu Arif. [ian]
0 Response to "Kisah haru prajurit TNI mengajar mengaji di pedalaman"
Posting Komentar