Simpul TNI-Polri-Masyarakat, Kekuatan NKRI



”Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu ‘kasta’ yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu”. (Pesan Jenderal Soedirman yang disampaikan 1 Januari 1946 di Yogyakarta).
TNI dan Polri memang berasal dari masyarakat dan akan kembali ke masyarakat, menjadi pilar utama dalam menjaga keamanan dan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sinergitas TNI-Polri dalam menjaga keamanan dan pertahanan NKRI yang terintegrasi dengan lembaga negara lainnya, ditujukan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional diselenggarakan telah digariskan sebagai latar belakang terbentuknya NKRI, yaitu masyarakat adil dan makmur.
Tujuan nasional tersebut menjadi kepentingan nasional yang harus diperjuangkan seluruh komponen anak bangsa. Dimulai dari pembentukan identitas melalui Sumpah Pemuda 1928 sebagai satu identitas yang sama, Bangsa Indonesia. Selanjutnya dipertegas melalui Pembukaan UUD 1945 sebagai negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasca kemerdekaan, tujuan nasional tersebut diisi dengan pembangunan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Konsensus hidup bersama sebagai bangsa dan negara sudah final, empat pilar tersebut tidak untuk ditawar-tawar lagi. Bagaimana mengisi kemerdekaan dengan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan negara sehingga tumbuh menjadi negara yang berdaulat, itulah tugas dari seluruh komponen bangsa melalui peran dan fungsi masing-masing. Ketahanan nasional yang berasaskan pada kesejahteraan dan keamanan, menjadi tolok ukur dari tingkat kepatuhan terhadap proses konsensus hidup bersama tersebut. Semakin solid hubungan rajutan hubungan persaudaraan TNI - Polri dan masyarakat, maka semakin kuat dampak persatuan tersebut terhadap pembangunan.
Harmonisasi hubungan antara TNI-Polri adalah inti kekuatan negara yang berdaulat. Harmonisasi yang mampu menata sekaligus menjaga peradaban antara hubungan masyarakat dengan negaranya. Di mana hukum sebagai hasil kesepakatan bersama menjadi panglima.
Simpul Kekuatan
Konsep gerilya yang diperkenalkan Jenderal Abdul Haris Nasution menjadi rujukan beberapa sekolah militer di dunia. Menggunakan konsep semesta dengan menyatukan seluruh kekuatan yang ada pada masyarakat dan alam sekitarnya. Harmonisasi tersebut terbentuk karena mendapat kepercayaan dan dukungan dari masyarakat secara penuh. Untuk itulah rajutan hubungan antaran TNI - Polri dan masyarakat harus tetap terjalin, menyatu sebagai satu simpul kekuatan nasional.
Dinamika politik bisa saja berubah dan masyarakat terpolarisasi menjadi kelompok-kelompok tertentu. Dalam negara demokrasi hal tersebut dapat dimaklumi, tetapi prinsip dasar yang harus dikedepankan adalah kita adalah satu sebagai bangsa dan negara. Perbedaan mendasar sudah kita akui baik dari perbedaan suku, agama, ras, bahasa daerah, nilai kearifan lokal, dan lain sebagainya. Tetapi kita adalah satu, diikat semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai salah satu konsensus hidup berbangsa dan bernegara.
Dalam menyongsong HUT Kemerdekaan RI ke-72 ini, IKAL Komisariat DIY, TNI, dan Polri mengartikulasikan tali simpul persaudaraan dengan memperkuat soliditas, menjaga keutuhan NKRI di tengah-tengah dinamika situasi yang turun naik akhir-akhir ini. Berbagai permasalahan yang muncul akan terselesaikan dengan baik jika simpul tersebut tetap kuat dan utuh, untuk tetap fokus pada kepentingan nasional. Model artikulasi ini kami mulai dari penguatan rajutan hubungan masyarakat dengan TNI - Polri di Kota Yogyakarta. Silaturahmi diharapkan dapat menjadi contoh dan teladan bagi kota-kota di provinsi lain.
”Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga”. Kalimat Jenderal Soedirman ini dapat kita maknai bahwa kemerdekaan akan tetap kita pertahankan dan tidak akan dapat dilenyapkan oleh siapapun jika simpul persaudaraan rakyat dengan TNI - Polri terjalin kuat. Baktimu TNI-ku menjaga pertahanan negara dan abdimu Polri-ku dalam mengamankannya, membuat ibu pertiwi selalu tersenyum dalam memberikan kehangatannya pada seluruh masyarakat Indonesia. Damailah bangsaku dan majulah Indonesiaku.
(Sugiyanto Harjo Semangun. Ketua Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) Komisariat DIY. Artikel kerja sama KR- IKAL DIY. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 5 Agustus 2017)

0 Response to "Simpul TNI-Polri-Masyarakat, Kekuatan NKRI"

Posting Komentar